Text
The Journey to Xinjiang sebuah perjalanan menuju negeri Islam yang hilang.
Uyghur memang buhan satu-satunya cerita pilu tentang umat Islam hari ini.
Bedanya. jika di beberapa wilayah kaum
Muslimin dirampas hak hidupnya, Muslimin Uyghur dipaksa tetap hidup dengan menanggalkan agamanya. Keyakinannya dinistakan di depan mata tapa bisa
berbuat apa-apa.
Masalah Uyghur bukan perkara sepele. la berhadapan dengan rezim adidava dunia, yaitu China. Dengan segala kekuatan (sekaligus keculasannya), mereka berusaha menutupi proyek pemurtadan massal tersebut.
Dunia pun seolah diam tak peduli. Kucuran hutang membuat mulut mereka yang biasanya fasih bicara HAM. meniadi bisu dan kelu.
Apapun kondisinya, semua itu tidak menggugurkan sebuah pertanyaan yang harus kita jawab kelak di akhirat. Tentang apa yang sudah kita perbuat untuk umat
Islam Uyghur.
Karenanya-sesedikit, selemah, dan sekecil--apapun usaha harus kita lakukan untuk membebaskan diri dari tuntutan
Muslimin Uyghur di pengadilan akhirat nanti.
Buku ini diniatkan sebagai upaya tersebut-sekecil apapun nilainya di mata manusia.
Memuat perjalanan Penulis mencari kabar sebenarnya tentang keadaan kaum Muslimin
Uyghur, langsung di kampung halaman mereka.
Dengan mengetahui kabar sebenarnya. setidaknya doa-doa yang kita panjatkan untuk mereka akan lebih bermakna
Tidak ada salinan data
Tidak tersedia versi lain